spot_img

Alasan Mengapa Puasa Menjadi Tolok Ukur Ketakwaan

Puasa merupakan salah satu rukun Islam yang ketiga. Allah Swt. berfirman  dalam QS. Al-Baqarah: 183,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.

Dalam ayat Al-Qur’an tersebut dijelaskan bahwa adanya kewajiban melaksanakan puasa adalah supaya seseorang dapat mencapai ketakwaan kepada Allah Swt. Menjalani segala perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.

Tentu bukan tanpa alasan mengapa puasa dikaitkan dengan ketakwaan seseorang. Dengan kata lain orang yang tidak berpuasa maka ketakwaannya diragukan. Berikut adalah beberapa alasan mengapa puasa menjadi tolok ukur seorang mukmin sebagaimana dijelaskan oleh Ahmad Mustafa al-Maraghi dalam tafsirnya; Tafsir Al-Maraghi.

1. Ekspresi ketaatan total seorang hamba

Salah satu penyakit seorang Muslim dalam beribadah adalah sifat riya dan sulit untuk ikhlas. Seseorang, misalnya, bisa saja ketika salat Dzuhur sendirian menjalankannya hanya alakadarnya; shalatnya cepat atau bacaannya hanya surat-surat pendek. Tetapi saat salatnya dilihat orang lain, maka sebisa mungkin supaya indahnya itu terlihat sempurna.

Tapi hal ini tidak mungkin terjadi bagi orang yang berpuasa. Jika kita berpuasa, baik sedang di keramaian banyak orang atau hanya sendiri di kamar, apa ada niatan ingin membatalkan puasa? “Mumpung nggak ada orang, makan saja lah, toh tidak ada orang yang tahu”. Bgitu? Kan tidak mungkin.

Di samping itu juga puasa merupakan ibadah yang tidak terlihat oleh orang lain. Logikanya, jika ibadahnya saja tidak terlihat, bagaimana mungkin bisa riya. Memang betul-betul indah puasa adalah ibadah antara Allah dan hamba-Nya saja. Saking istimewanaya puasa, hanya puasalah yang pahalanya hanya Allah yang tahu, bahkan untuk balasan pahalanya Allah langsung yang memberinya, tidak diwakili oleh malaikat sebagaimana ibadah-ibadah yanh lainnya.

Dalam hadis qudsi dijelaskan:

قَالَ اللَّهُ كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلاَّ الصِّيَامَ ، فَإِنَّهُ لِى

Allah Ta’ala berfirman (yang artinya): Setiap amalan manusia adalah untuknya kecuali puasa. Amalan puasa adalah untuk-Ku.

Puasa adalah ibadah untuk mendidik seorang Muslim untuk taat kepada Allah baik dalam keadaan sendiri ataupun saat dilihat orang.

2. Puasa mengalahkan syahwat

Salah satu keutamaan puasa adalah bisa mengekang syahwat seseorang. Logikanya sebab orang yang berpuasa sedang tidak mengkonsumsi makanan dan minuman, sehingga asupan hormonnya akan menurun. Syahwatpun juga akan terkendali. Wajar saja jika ada pemuda sudah dewasa, Rasulullah menganjurkan berpuasa jika memang belum mampu untuk menikah.

Dalam satu hadis Rasulullah bersabda:

 يَا مَعْشَرَ اَلشَّبَابِ مَنِ اسْتَطَاعَ مِنْكُمُ اَلْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ , فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ , وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ , وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ ; فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ 


Wahai generasi muda, barangsiapa di antara kamu telah mampu berkeluarga hendaknya ia kawin, karena ia dapat menundukkan pandangan dan memelihara kemaluan. Barangsiapa belum mampu, hendaknya berpuasa, sebab ia dapat mengendalikanmu.

3. Puasa mendidik rasa kasih sayang antar sesama

Saat orang berpuasa ia akan merasakan sendiri bagaimana rasanya menahan lapar dan dahaga. Sehingga mendidik empati dalam dirinya. Ketika berpuasa, dan kita melihat orang lapar, pasti tidak tega, karena sudah merasakan sendiri bagaimana rasanya menahan lapar.

Dengan begitu tenggang rasa dan empati sesama Muslim akan terbentuk. Penulis jadi ingat pada ibu penulis yang gemar mengirim makanan ke tetangga kala menjelang waktu Maghrib tiba.

4. Kesetaraan derajat sesama Muslim 

Puasa adalah kewajiban seluruh umat Islam. Tidak pandang dia rakyat atau pejabat, ustadz atau orang awam, kaya atau miskin. Semuanya wajib puasa selagi tidak ada uzur (halangan).

Tidak ada ceritanya, misalnya, karena saya lebih kaya maka waktu sahur saya diundur sampai jam tujuh pagi dan buka puasanya setelah ‘Asar saja.

5. Mendidik kekompakan sesama Muslim

Puasa adalah ibadah yang dilakukan dalam waktu yang satu. Sahurnya ya waktu itu dan Maghribnya juga sama. Jika waktu sahur datang maka seluruh Muslim serentak sahur, begitu juga saat berbuka. Meskipun waktu setiap daerah tidak sama. Tapi pada intinya semua Muslim serentak makan sahur sebelum imsak dan berbuka ketika sudah Maghrib.

6. Menjaga kesehatan tubuh

Salah satu manfaat berpuasa adalah menyehatkan tubuh. Jika tubuh sehat ibadahpun nyaman dan nikmat.

Dengan berpuasa seseorang lebih bisa menjaga pola makan. Dilansir dari doktersehat.com, bahwa puasa memiliki 15 manfaat untuk kesehatan tubuh. Diantaranya adalah meningkatkan kesehatan kardiovaskular, menurunkan tekanan darah, menurunkan gula darah, membantu membuang lemak dan lain-lain.

Dalam satu hadis Rasulullah juga bersabda:

صوموا تصحّوا

Berpuasalah kalian, maka kalian akan sehat.

Begitulah kira-kira mengapa puasa menjadi tolok ukur ketakwaan seorang hamba. Semoga di bulan puasa tahun ini kita bisa berpuasa full satu bulan dan meningkatkan level ketakwaan diri kita kepada Allah Swt. Amin.

Penulis: Muhamad Abror (Mahasantri Ma’had Aly Sa’iidusshiddiqiyah Jakarta).

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

- Advertisement -spot_img

Latest Articles