Moderasi Beragama menjadi program unggulan Kementerian Agama RI di semua sektor. Di lembaga pendidikan, penelitian, haji dan umrah, dan program lainnya moderasi selalu menjadi dasar berpijak setiap orang yang berada dalam kondisi semua tersebut di atas.
Bahkan terkait kegiatan yang esensinya tidak ada kaitan dengan agama sekalipun, seperti tes seleksi menjadi bagian Media Center Haji, materi wawancaranya adalah moderasi beragama. Meski tugas dan fungsinya sebagai center of publication, moderasi harga mati bagi siapa yang ikut seleksi.
Kemenag membatasi indikator moderasi beragama pada empat hal, yaitu komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan, dan menghargai budaya lokal. Keempatnya menjadi ciri khas orang yang memiliki pemahaman moderat.
Namun, apa sebetulnya yang paling penting sebelum seseorang menguasai empat pilar tersebut di atas? Jawabannya adalah ilmu. Ya, tanpa ilmu seseorang sulit meyakini empat komitmen tersebut di atas. Hanya dengan ilmu analisis atas empat batasan itu mudah dan maksimal diterapkan.
Maka sebelum seseorang dituntut untuk moderat, pemerintah harus memberikan kesempatan pendidikan bagi masyarakat. Moderasi beragama yang baik hanya akan ditunjang oleh ilmu, khususnya ilmu keagamaan yang baik pula.[]
