Ada banyak cara yang ditempuh para pecinta Rasulullah saw. Ada yang menggubah bait-bait syair pujian meluap-luap, ada yang menulis buku-buku tentang biografinya dengan ragam penulisan yang macam-macam, ada pula yang dengan memperbanyak membaca shalawat untuk Sang Baginda mulia, dan masih banyak lagi. Memang, ada banyak jalan untu mengungkapkan rasa cinta.
Adalah buku “Merayakan Hari-Hari Indah Bersama Nabi Muhammad saw” yang ditulis oleh KH Husein Muhammad. Dilihat dari judulnya saja, tampak buku ini ingin mengajak para pembacanya untuk lebih dekat dan mencintai Rasulullah saw.
Buku ini terdiri dari 13 bab dengan sub-bab masing-masing, yaitu: (1) Maulid Nabi: Kelahiran Sang Cahaya, (2) Nuzul Al-Qur’an: Dari Kegelapan Menuju Cahaya, (3) Isra Mi’raj: Malam Perjumpaan Kekasih, (4) Hijrah: Strategi Membangun Peradaban Dunia, (5) Satu Muharram: Tahun Baru Islam, (6) Asyura dan Tragedi Karbala, (7) Idul Adha -Lebaran Haji: Rahasia Tawaf, (8) Sa’i: Perjuangan Meraih Kehidupan.
(9) Wuquf: Arena Persaudaraan Umat Manusia, (10) Jamarat dan Kurban: Membebaskan Egoisme, (11) Nishfu Sya’ban: Progres Report Amal Manusia, (12) Lebaran Idul Fitri, dan (13) Sang Paripurna.
Penulis menyampaikan kisah-kisah di dalamnya dengan bahasa yang ringan, sehingga mudah dipahami oleh banyak kalangan. Berikut saya tuliskan salah satu bab saja, yaitu Maulid Nabi. Pada bab ini, KH Husein memulainya dengan salah satu nasihat Arab bijak yang berbunyi, man lam yafraḫ bi muhammadin lam yara’ farahan abadan (Siapa yang tidak bergembira dengan kelahiran Muhammad, dia tak akan pernah melihat kegembiraan selamanya). (hal. 15)
Bagi umat Muslim, mencintai Rasulullah saw adalah sebuah keharusan, termasuk bersuka cita saat kelahirannya. Kita tahu, Abu Lahab yang seorang kafir saja mendapat dispensasi dari siksa neraka gara-gara pernah merasa bahagia dengan kelahiran Nabi Muhammad. Saking bungah-nya, Abu Lahab sampai memerdekakan hamba sahayanya, yaitu Tsuwaibah al-Aslamiyyah.
Itu Abu Lahab, yang selain mati dalam keadaan tidak beriman, juga termasuk orang yang paling banyak dan kejam menyiksa Rasulullah. Bayangkan, kita yang Muslim dan dengan segala upayanya selalu mengungkapkan rasa cinta pada Baginda, pasti kelak di hari kiamat mendapat syafa’at agung Nabi Muhammad saw.
Sejarah mencatat, Nabi Muhammad saw lahir pada 12 Rabiul Awal. Hari kelahiran beliau kemudian disebut sebagai Maulid, Maulud, Milad Mevlut dan beberapa sebutan lainnya. Semua kata itu memiliki arti yang sama: Hari Kelahiran. Sebagai bentuk syukur kepada Allah swt sekaligus rasa cinta pada baginda, setiap tahun umat Muslim seluruh dunia memperingatinya dengan penuh gegap gempita. (hal. 15-16)
Para sejarawan mencatat, Nabi Muhammad lahir dari pasangan Abdullah dan Aminah pada hari Senin 12 Rabiul Awal, atau bertepatan dengan 20 April 571 M. Saat kelahirannya, Nabi Muhammad dibidani oleh Al-Syifa, ibunda dari Abdurrahman bun ‘Auf. Konon, saat kelahiran Muhammad, Al-Syifa mendengar suara dari alam lain, “Tuhan memberi berkah kepadamu.”
Ketika itu pula, lanjut Al-Syifa, suasana di arah timur dan barat sangat terang benderang sehingga ia dapat menyaksikan beberapa istana Damaskus melalui cahaya tersebut. (hal. 16)
Itulah salah satu kutipan penjelasan detik-detik kelahiran Nabi Muhammad saw yang penuh decak kekaguman. Tentu, tulisan ini tidak bermaksud menjelaskan secara utuh. Terlalu panjang untuk dimuat tulisan yang hanya sebatas ulasan ini. Lengkapnya, Anda bisa baca sendiri bukunya.
Terakhir, penulis tutup dengan beberapa gubahan syair dari Syekh Al-Barzanji yang barangkali Anda sendiri sering mendengar, atau bahkan membacanya:
Aduhai Nabi, Selamat dan Damailah Engkau
Aduhai Rasul, Salam dan Damailah Engkau
Aduhai kekasih, Selamat dan Damailah Engkau
Sejahterah Engkau
Telah terbit purnama di tengah kita
Maka tenggelam semua purnama
Seperti cantikmu tak pernah kupandang
Aduhai wajah ceria
Engkaulah matahari,
Engkaulah purnama
Engkau cahaya di atas cahaya
Engkau permata tak terkira
Engkau lampu di setiap hati
Aduhai kekasih, aduhai Muhammad
Aduhai pengantin rupawan
Aduhai yang kokoh, yang terpuji
Aduhai imam dua kiblat
Identitas buku:
Judul: Merayakan Hari-Hari Indah Bersama Nabi Muhammad saw
Penulis: KH Husein Muhammad
Penerbit: PT Qaf Media Kreativa
Cetakan: I, Maret 2017
Tebal: 225 halaman
ISBN: 978-602-60244-5-9
Peresensi adalah Muhamad Abror, Mahasantri Mahad Aly Saiidusshiddiqiyah Jakarta