spot_img

Hormat pada Bendera Merah Putih Haram? Begini Penjelasannya

Tanggal 17 Agustus 1945 merupakan hari yang paling ditunggu-tunggu bangsa Indonesia di masa penjajahan. Pada hari itulah rakyat Indonesia merayakan kemerdekaannya setelah bertahun-tahun di bawah kekuasaan kompeni. Oleh sebab itu, setiap 17 Agustus Indonesia memperingati hari itu dengan penuh tasa syukur.

Dalam praktiknya, peringatan hari kemerdekaan ini dilakukan dengan upacara pengibaran bendera merah putih. Selain itu ada pula rangkaian acara lainnya seperti doa bersama dan macam ragam perlombaan.

Dalam prosesi upacara, biasanya masyarakat melalukan penghormatan bendera merah putih sebagai simbol negara. Hanya, ada sebagian kelompok yang mengatakan hormat bendera tersebut adalah haram karena termasuk musyrik atau menyekutukan Allah swt. Benarkah demikian?
Sebelumnya perlu ditegaskan, bendera merah putih merupakan simbol bangsa Indonesia. Ketika melihat simbol tersebut, kita akan mengingat segenap perjuangan para pahlawan dan para pendiri bangsa dalam mengorbankan jiwa dan raga demi menggapai kemerdekaan.

Praktik hormat kepada sang saka merah putih setiap peringatan hari kemerdekaan atau upacara pada umumnya sama sekali bukan bertujuan untuk menyekutukan Allah, tapi sebagai wujud hormat pada lambang negara. Dengan menghormatinya kita akan merasa bangga karena untuk bisa mengibarkan merah putih di zaman penjajahan sangat sulit, hingga akhirnya bisa berkibar setelah perjuangan penuh pengorbanan.

Perlu diketahui, bendera pada zaman Rasulullah saw juga sudah ada. Fungsinya adalah sebagai simbol dan penyemangat umat Islam saat perang menghadapi lawan. Dalam satu hadits dijelaskan,

عن أنس بن مالك رضي الله عنه قال قال النبي صلى الله عليه وسلم أخذ الراية زيد فأصيب ثم أخذها جعفر فأصيب ثم أخذها عبد الله بن رواحة فأصيب وإن عيني رسول الله صلى الله عليه وسلم لتذرفان ثم أخذها خالد بن الوليد من غير إمرة ففتح له

Artinya, Dari Anas RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW menceritakan bagian dari perang Mu’tah, “Panji perang dipegang oleh Zaid, lalu ia gugur. Panji perang kemudian diambil alih oleh Ja‘far bin Abi Thalib, ia pun kemudian gugur. Panji diraih oleh Abdullah bin Rawahah, ia pun gugur [sampai di sini kedua mata Rasulullah SAW berlinang air mata, kata Anas]. Panji perang lalu diambil Khalid bin Walid dengan inisiatifnya. Ia maju menghantam pasukan musuh hingga mereka takluk di tangannya,” (HR Al-Bukhari)

Selain itu, peringatan 17 Agustus juga merupakan bentuk syukur kepada Allah swt atas nikmat agung kemerdekaan. Sebagai hamba yang taat kita harus selalu bersyukur. Dalam Al-Qur’an Allah berfirman:

إِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنْكُمْ ۖ وَلَا يَرْضَىٰ لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ ۖ وَإِنْ تَشْكُرُو يَرْضَهُ لَكُمْ ۗ وَلَا تَزِرُ وَازِرَةٌ وِزْرَ أُخْرَىٰ ۗ ثُمَّ إِلَىٰ رَبِّكُمْ مَرْجِعُكُمْ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ ۚ إِنَّهُ عَلِيمٌ بِذَاتِ الصُّدُورِ

Artinya, “Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu; dan seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Kemudian kepada Tuhanmulah kembalimu lalu Dia memberitakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui apa yang tersimpan dalam (dada)mu.” (QS Az-Zumar: 7)

Simpulannya, hormat kepada bendera merah putih bukan bentuk kemusyrikan, melainkan bentuk hormat kepada simbol negara sekaligus untuk mengenang jasa para pahlawan sehingga kita bisa selalu bersyukur dengan kondisi bangsa yang merdeka sampai hari ini. Selamat HUT RI ke-77. Merdeka! Wallahu a’lam.[]

Muhamad Abror
Jurnalis, Esais, Pegiat Kajian Keislaman (wabilkhusus sejarah), Alumni Ponpes KHAS Kempek Cirebon, Mahasantri Mahad Aly Sa'iidusshiddiqiiyah Jakarta

Related Articles

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Stay Connected

- Advertisement -spot_img

Latest Articles